SURABAYA– Afifatuzzahroh, salah satu mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga berhasil menjuarai ajang pemilihan Duta Kosmetik Aman. Tepatnya pada 20-21 Juni 2022 lalu, ia tampil sebagai juara 1 pada perlombaan yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Surabaya Tahun 2022.
Dilaksanakan di Hotel Harris Gubeng, Surabaya, Afifah menjadi satu di antara 30 finalis yang bertanding untuk menjadi juara. “Hari pertama, kita akan diberi materi tentang kosmetik yang aman menurut BPOM, kemudian hari kedua, kita diberi materi public speaking, dan akhirnya akan dilombakan secara speech terkait promosi kosmetik yang aman, seperti yang telah disampaikan di hari sebelumnya, ” terangnya, Minggu (26/6/2022).
Afifah mengaku tertarik pada kompetisi perdutaan dan ia beranggapan bahwa kompetisi kali ini cocok untuknya yang juga seorang mahasiswa farmasi. Juara 1 Duta Farmasi UNAIR 2021 itu juga menyebut bahwa ia merasa bahwa tantangan terbesarnya dalam perlombaan adalah kembali menyesuaikan diri di depan umum, seperti berbicara di depan orang banyak dan dewan juri secara langsung.
Namun, lanjutnya, ia merasa sangat senang serta mengapresiasi Balai Besar POM Surabaya yang telah sukses mengadakan perlombaan. Menurutnya, bahkan ketika baru menjadi peserta, ia merasa telah mendapat banyak ilmu, bertemu banyak orang hebat, juga memperluas relasi dengan teman dari banyak cabang ilmu serta daerah.
Mahasiswa angkatan 2020 itu kemudian memaparkan tips untuk dapat menjadi juara 1, yaitu meluruskan niat dan tujuan, menguasai materi, dan mengembangkan public speaking. “Bukan menjadi yang terbaik di antara semuanya, tapi lakukan apa yang terbaik dari yang kita bisa, jadi versi terbaik dari diri kita sendiri, dan tentunya banyak berdoa, tenang, banyak sedekah, dan usaha, ” tambahnya.
Sebagai penutup wawancara, ia juga memberi pesan kepada mahasiswa, khususnya Fakultas Farmasi UNAIR, untuk terus mengembangkan soft skill di tengah akademik perkuliahan.
“Belajar itu penting, pelajaran kita memang sulit, tapi kita juga bisa memperdalam soft skill, contohnya public speaking yang dapat menunjang ketika sudah di dunia kerja, melatih diri sendiri sehingga ketika kita sudah menjadi farmasis nantinya, tidak hanya secara akademik saja yang kita kuasai, tapi juga bisa dari public speaking yang baik dan networking yang luas, ” pesannya.
Penulis: Leivina Ariani Sugiharto Putri
Baca juga:
Anak Petani Madiun Bisa Menjadi Kasal
|
Editor: Nuri Hermawan